tag:blogger.com,1999:blog-11480840955911811842023-11-15T08:20:59.726-08:00Obat Otonomik.Dini Putri MaralusiFarmakologihttp://www.blogger.com/profile/04119776784376013776noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-1148084095591181184.post-36608633376641520622010-12-30T00:22:00.000-08:002011-01-13T04:26:58.370-08:00<blockquote style="background-color: #b4a7d6; color: #20124d;"><span style="font-size: large;"><b>Obat Otonomik</b></span></blockquote><br />
<blockquote style="background-color: #b4a7d6; color: #20124d;"> Obat otonomik adalah obat yang mempunyai efek memperbesar/ menghambat aktivitas SSO (simpatik dan parasimpatik) dengan jalan menggangggu sintesa,penimbunan,pembebasan,atau penguraian neurotransmitter ataumempengaruhi kerjanya atas reseptor khusus.<br />
<br />
<ul><li> Macam SSO dan dibagi dua divisi:</li>
</ul>1. Sistem parasimpatik: cranio sacral division (ujung saraf mengeluarkan asetilkolin → kolinergik)<br />
2. Sistem simpatik: thoracal lumbar division (ujung saraf mengeluarkan norepineprin (dulu diduga adrenalin → adrenergik)<br />
<ul><li> Reseptor SSO dibagi dua divisi:</li>
</ul>1. Reseptor adrenergik: alfa (1,2); beta (1,2,3)<br />
2. Reseptor kolinergik: muskarinik, nikoti|<br />
nik<br />
<br />
Menurut khasiatnya, obat otonom dapat digolongkan sebagai berikut:<br />
<br />
<ul><li> Zat yang bekerja pada SP :</li>
</ul>1. Parasimpatomimetik atau kolinergik → mempunyai efek seperti asetilkolin (parasimpatik) <br />
2. Parasimpatolitik atau penghambat/antagonis kolinergik → menghambat efek asetilkolin </blockquote><blockquote style="background-color: #b4a7d6; color: #20124d;"><ul><li> Zat yang bekerja pada SO :</li>
</ul>1. Simpatomimetik atau adrenergik → efek seperti norepineprin (simpatik)<br />
2. Simpatolitik atau penghambat/antagonis adrenergik → menghambat efek norepineprin (mencegah respon pd reseptor)<br />
Zat-zat perintang ganglion<br />
Yaitu zat yang merintangi penerusan impuls dalam sel-sel ganglion simpatis dan parasimpatis.<br />
<br />
<b>Kolinergik</b><br />
Kolinergik adalah sekelompok zat yang dapat menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi susunan parasimpatis, karena melepaskan neurohormon (Ach) di ujung-ujung neuronnya.<br />
Ada 2 macam reseptor kolinergik:<br />
· Reseptor muskarinik: merangsang otot polos dan memperlambat denyut jantung<br />
· Reseptor nikotinik/ neuromuskular → mempengaruhi otot rangka<br />
<br />
Penggolongan Kolinergik :<br />
Kolinergik dapat dibagi menurut cara kerjanya, yaitu zat-zat dengan kerja langsung dan zat-zat dengan kerja tidak langsung.<br />
<br />
Bekerja langsung :<br />
<br />
<ol><ol><li>Cholinester (asetil kolin, metakolin, karbakol, betanekol)</li>
<li>Alkaloid yang berkasiat seperti asetikolin (muskarin, pilokarpin, arekolin)</li>
</ol></ol><br />
Bekerja tak langsung :<br />
Anti Cholinesterase (fisostigmin,neostigmin,dan piridostigmin)<br />
<ul><li> <b> </b>Farmakodinamik Kolinergik</li>
</ul><ol style="margin-left: 40px;"><li>· Meningkatkan TD</li>
<li>· Meningkatkan denyut nadi</li>
<li>· Meningkatkan kontraksi saluran kemih</li>
<li>· Meningkatkan peristaltik</li>
<li>· Konstriksi bronkiolus (kontra indikasi asma bronkiolus)</li>
<li>· Konstriksi pupil mata (miosis)</li>
<li>· Antikolinesterase: meningkatkan tonus otot</li>
<li>· Menekan SSP</li>
</ol><ol></ol><br />
<ul><li> Efek Samping</li>
</ul>· Asma bronkial dan ulcus peptikum (kontraindikasi)<br />
· Iskemia jantung, fibrilasi atrium<br />
· Toksin; antidotum → atropin dan epineprin<br />
· Selain itu juga menyebabkan mual.,muntah,dan diare<br />
<br />
<ul><li> Indikasi</li>
</ul>· Ester kolin: tidak digunakan pengobatan (efek luas dan singkat), meteorismus, (kembung), retensio urine, glaukoma, paralitic ileus, intoksikasi atropin/ alkaloid beladona, faeokromositoma<br />
· Antikolinesterase: atonia otot polos (pasca bedah, toksik), miotika (setelah pemberian atropin pd funduskopi), diagnosis dan pengobatan miastemia gravis (defisiensi kolinergik sinap), penyakit Alzheimer (defisiensi kolinergik sentral)<br />
<br />
<ul><li> Intoksikasi</li>
</ul>· Efek muskarinik: mata hiperemis, miosis kuat, bronkostriksi, laringospasme, rinitis alergika, salivasi, muntah, diare, keringat berlebih<br />
· Efek nikotinik: otot rangka lumpuh <br />
· Efek kelainan sentral: ataksia, hilangnya refleks, bingung, sukar bicara, konvulsi, koma, nafas Cheyne Stokes, lumpuh nafas<br />
Alkaloid Tumbuhan<br />
<br />
<ul><li> Tumbuhannya:</li>
</ul>· Muskarin (jamur Amanita muscaria), <br />
· Pilokarpin (Pilocarpus jaborandi dan P.microphyllus)<br />
· Arekolin (Areca catechu = pinang)<br />
<ul><li> Efek umumnya muskarinik</li>
</ul>· Intoksikasi: bingung, koma, konvulsi<br />
· Indikasi: midriasis (pilokarpin)<br />
<br />
<ul><li> Obat Kolinergik Lain</li>
</ul>· Metoklopramid: digunakan untuk memperlancar jalanya kontras radiologik, mencegah dan mengurangi muntah<br />
Kontraindikasi: obstruksi, perdarahan, perforasi sal cerna, epilepsi, gangguan ektrapiramidal<br />
· Sisaprid: untuk refluk gastroesofagial, gangguan mobilitas gaster, dispepsia<br />
Efek samping: kolik, diare<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b>Obat Anti Kolinergik</b><br />
Ø Obat parasimpatikolitika adalah obat yang menghambat efek kolinergik yang muscarik, tidak efek nikotinik → karena itu juga disebut antimuskarinik/ antagonis kolinergik/ antispasmodik.<br />
<br />
Ø Macam obat antimuskarinik :<br />
Alkaloid beladona (atropin,skopalamin,dan homatropin)<br />
<ul><li>Atropin</li>
</ul>Atropin memblok asetilkolin endogen maupun eksogen<br />
SSP → merangsang n.vagus → frekuensi jantung berkurang<br />
Mata → midriasis<br />
Saluran nafas → mengurangi sekret hidung, mulut, farink dan bronkus<br />
Kardiovaskuler → frekuensi berkurang<br />
Saluran cerna → antispasmodik (menghambat peristaltik lambung dan usus)<br />
Otot polos → dilatasi saluran kemih<br />
Eksokrin → saliva, bronkus, keringat → kering<br />
Atropin mudah diserap, hati2 untuk tetes mata → masuk hidung → absorbsi sistemik → keracunan<br />
<br />
Efek samping: mulut kering, gangguan miksi, meteorismus, dimensia, retensio urin, muka merah<br />
Gejala keracunan: pusing, mulut kering, tidak dapat menelan, sukar bicara, haus, kabur, midriasis, fotopobia, kulit kering dan panas, demam, jantung tachicardi, TD naik, meteorismus, bising usus hilang, oligouria/anuria, inkoordinasi, eksitasi, bingung, delirium, halusinasi<br />
Diagnosis keracunan: gejala sentral, midriasis, kulit merah kering, tachikardi<br />
<br />
Antidotum keracunan: fisostigmin 2 – 4 mg sc → dapat menghilangkan efek SSP dan anhidrosis<br />
Dosis atropin: 0,25 – 1 mg<br />
Indikasi: parkinsonisme, menimbulkan midriasis (funduskopi), antispasmodik, mengurangi sekresi lendir sal nafas (rinitis), medikasi preanestetik (mengurangi lendir sal nafas)<br />
<ul><li>Skopolamin</li>
</ul> Derivat-epoksi dari atripin bekerja lebih kuat<br />
Efek sentralnya kira-kira 3kali lebih kuat<br />
Digunakan sebagai obat mabuk jalan dalam bentuk plester<br />
Digunakan sebagai mediatrikum<br />
Digunakan sebagai obat anti kejang lambung-usus<br />
Digunakan sebagai premedikasi anestesi<br />
Dosis transkutan sebagai plester 1,5 mg skopolamin<br />
Zat amonium kwaterner (propantein,ipratropium dan tiotropium)<br />
<ul><li>Propantein </li>
</ul>Dosis tinggi→efek kurare(mengendurkan otot-otot lurik rangka)<br />
Banyak digunakan pada tukak lambung,gastritis dan kejang-kejang lambung-usus<br />
Dosis →oral 3 dd 15 mg(HBr)<br />
<ul><li>Ipratropium </li>
</ul>Digunakan sebagai inhalasi pada asma dan bronkhitis<br />
Khasiat →bronkhodilatasi dengan mengurangi hipersekresi dahak<br />
<ul><li>Tiotropium</li>
</ul>Digunakan sebagai inhalasi pada asma dan bronkhitis<br />
Khasiat →bronkhodilatasinya lebih lama dari pada ipratropium<br />
Dosis 1x sehari<br />
Zat amin tersier (pirenzepin,flavoxat,oksibutinin,tolterodin,dan tropicamida)<br />
<ul><li>Pirenzepin </li>
</ul>Pada dosis tinggi menghambat reseptor di organ-organ(jantung,mata,lambung-usus,urogenital)<br />
Pada dosis rendah menghambat secara selektif reseptor muscarin-M dalam sel-sel parietal lambung yang membentuk Hcl<br />
Digunakan dalam tukak lambung-usus dan gastritis<br />
Dosis →oral 2 dd 50 mg pada pagi hari<br />
<ul><li>Flovoxat</li>
</ul>Berkhasiat merelaksasi langsung terhadap otot kandung kemih<br />
Berdaya lokal anestetis dan analgetis<br />
Kontra indikasi→tidak boleh digunakan pada pasien glaukoma dan pada gangguan fungsi ginjal<br />
Dosis→pada urge-inkontinensi 3 dd 200-400 mg (garam HCl)<br />
<ul><li>Oksibutinin</li>
</ul>Khasiat→spasmolitis pada otot polos kandung kemih<br />
Digunakan khusus pada urge-inkontinensi urin untuk mengurangi hasrat berkemih,juga pada kejang-kejang kandung kemih akibat iritasi oleh kateter<br />
Dosis→oral 3 dd 2,5 mg(HCl), bila perlu 3-4 dd 5 mg<br />
<ul><li>Tolterodin</li>
</ul>Khasiatnya anti kolinergis sedang<br />
Digunakan pada urge-inkontinensi kemih<br />
Dosis →oral 3dd 2,5-5 mg(tartrat)<br />
<ul><li>Tropicamida</li>
</ul>Khasiat →anti kolinergis kuat<br />
Digunakan sebagai midriatikum untuk diagnosa<br />
Pada dosis lebih besar(larutan 1%) berefek cycloplegis→melumpuhkan akomodasi<br />
Dosis →untuk midriasis 1-2 tetes larutan 0,5% minimal 15mnt sebelum pemeriksaan mata</blockquote><div style="background-color: #b4a7d6; color: #20124d;"> Efek Anti Kolinergik</div><ul style="background-color: #b4a7d6; color: #20124d;"><li> Meningkatkan denyut nadi</li>
<li>Mengurangi sekresi mukus</li>
<li>Menurunkan peristaltik</li>
<li>Dilatasi pupil mata (midriasis)</li>
<li>Merangsang SSP</li>
<li>Mengurangi tonus dan motilitas saluran</li>
<li>Penggunaan </li>
<li>Sebagai midriatikum</li>
<li>Sebagai spasmolitikum</li>
<li>Pada inkontinensi urin</li>
<li>Pada parkinsonisme</li>
<li>Pada asma dan bronkhihis</li>
<li>Sebagai premedikasi pra-bedah</li>
<li>Sebagai zat anti-mabuk jalan</li>
<li>Pada hiperdrosus</li>
<li>Sebagai zat penawar pada intoksikasi</li>
</ul><blockquote style="background-color: #b4a7d6; color: #20124d;"><br />
<br />
Adrenergik<br />
· Obat simpatomimetik disebut adrenergik/ agonis adrenergik → memulai respon pada tempat reseptor adrenergik<br />
· Reseptor adrenergik: alfa1 ,alfa2, beta1 dan beta2<br />
· Norepineprin dilepaskan oleh ujung saraf simpatis → merangsang reseptor untuk menimbulkan respon<br />
· Melepaska noradrenalin (NA) di ujung saraf-sarafnya<span style="background-color: #eeeeee;"></span><br />
Efek Adrenergik<br />
<br />
Alfa1: <br />
<ul><li>· Meningkatkatkan kontraksi jantung</li>
<li>· Vasokontriksi: meningkatkan tekanan darah</li>
<li>· Midriasis: dilatasi pupil mata</li>
<li>· Kelenjar saliva: pengurangan sekresi</li>
</ul>Alfa2:<br />
<ul><li>· Menghambat pelepasan norepineprin</li>
<li>· Dilatasi pembuluh darah (hipotensi)</li>
<li>· Menurunnya peristaltik</li>
</ul><br />
Beta1:<br />
<ul><li>· Meningkatkan denyut jantung</li>
<li>· Menguatkan kontraksi jantung</li>
</ul>Beta2:<br />
<ul><li>· Dilatasi bronkiolus</li>
<li>· Relaksasi peristaltik GI dan uterus</li>
</ul><br />
Contoh Obat Adrenergik<br />
1. Epineprin<br />
2. Norepineprin<br />
3. Isoproterenol<br />
4. Dopamin<br />
5. Dobutamin<br />
6. Amfetamin<br />
7. Metamfenamin<br />
8. Efedrin<br />
9. Metoksamin<br />
10. Fenilefrin<br />
11. Mefentermin<br />
12. Metaraminol<br />
13. Fenilpropanolamin<br />
14. Hidroksiamfetamin<br />
15. Etilnorepineprin<br />
<br />
Obat Simpatolitik<br />
Obat simpatolitik adalah obat yang menghambat efek obat simpatomimetik atau penghambat /antagonis adrenergik<br />
Efek Simpatolitik<br />
<ul><li>· Menurunkan tekanan darah (vasodilatasi)</li>
<li>· Menurunkan denyut nadi</li>
<li>· Konstriksi bronkiolus</li>
<li>· Kontraksi uterus</li>
<li>· Reseptor adrenergik: alfa1, beta1 dan beta2</li>
<li>Penggolongan Simpatoplegik</li>
</ul><br />
Antagonis adrenoseptor alfa (alfa bloker)<br />
<br />
Alfa Blocker<br />
Zat-zat ini memblokir reseptor alfa yang banyak terdapat di jaringan otot polos dari kebanyakan pembuluh, khususnya dalam pembuluh kulit dan mukosa. Efek utamanya adalah vasodilatasi perifer, maka banyak dipergunakan pada hipertensi dan hipertrofi prostat.<br />
<br />
Dikenal 3 jenis alfa-blocker :<br />
<ul><li>· Alfa bloker non selektif</li>
<li>· Alfa1 bloker selektif</li>
<li>· Alfa2 bloker selektif</li>
</ul>Antagonis adrenoseptor beta (beta bloker)<br />
<br />
<br />
Beta Blocker<br />
Digunakan untuk gangguan jantung (aritmia, angina petoris) untuk meringankan kepekaan organ, membagi rangsangan seperti kerja berat, emosi strees, dan hipertensi. <br />
<br />
Terdiri dari 2 kelompok:<br />
<br />
Zat-zat ß1 selektif<br />
Zat-zat tak selektif<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Penghambat Saraf Adrenergik<br />
<ul><li>· Menghambat aktivitas saraf adrenergik berdasar gangguan sintesis, atau penyimpanan dan pelepasan neurotransmiter di ujung saraf adrenergik</li>
<li>· Sediaan; guanetidin, guanadrel, reserpin, metirosin</li>
<li>· Guanetidin khusus digunakan pada jenis glaukoma tertentu</li>
</ul><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b>Daftar Pustaka</b><br />
Bertram G. Katzung.1997.<i>Farmakologi Dasar dan Klinik</i>.Jakarta.EGC<br />
Tan Hoan Tjay, Kirana Rahadja.2007.<i>Obat-obat Penting</i>.Jakarta.PT.Elex Media komputindo</blockquote> Farmakologihttp://www.blogger.com/profile/04119776784376013776noreply@blogger.com0